Kesalahan dalam desain website – Menurut kebanyakan orang, desain website itu harus mengutamakan keindahan, ada juga yang mengutamakan branding dari pemilik website. Alhasil, ada yang membuat desain web seindah mungkin atau bahkan sampai menggunakan jasa desain website.
Eh tapi, kok malah boncos ya? Websitenya tidak muncul di SERP, atau malah tidak ada pengunjung yang tertarik untuk datang. Nah loh, kalau sudah begini ada yang salah, nih!
Ya, kesalahan dalam desain website yang paling sering dilakukan adalah terlalu mengedepankan estetika. Padahal, nggak cuma manusia yang datang, loh! Google dan mesih pencari lainnya juga mampir ke websitemu, loh!
Tujuan mesin-mesin pencari mampir ke suatu website tentu ada hubungannya dengan SEO website loh! Kalau begitu, kita pun nggak bisa asal-asalan mengedepankan estetika desain website.
Nah, kali ini kita akan membahas kesalahan-kesalahan dalam desain website yang bikin SEO website rusak. Mari kita bahas bersama-sama!
Kesalahan-Kesalahan dalam Desain Website
Perlu diketahui bahwa sebanyak 38% pengunjung meninggalkan website karena desain yang kurang menarik, makanya nggak ada salahnya memperhatikan estetika.
Tapi, nggak ada salahnya juga memperhatikan SEO website. Meskipun biasanya SEO biasa dioptimasikan dengan kata kunci yang dimasukkan ke dalam konten website, terdapat beberapa hal dalam desain yang berhubungan dengan SEO.
Nah, hal-hal tersebut antara lain:
- Niche Tidak Terlihat
Ya, membuat website tanpa tahu target pasar yang dituju dan tidak menentukan niche dari target pasar, maka website yang dibuat seperti “mengambang” karena tidak tahu arahnya. Alhasil, mulai dari produk yang ditawarkan dan desain website juga bercampur-campur sehingga tidak kelihatan branding yang ingin ditunjukkan dari website tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut, yuk perhatikan tips-tips berikut ini:
- Pelajari target pasar yang ingin dituju supaya tahu karakteristik website yang sesuai.
- Tentukan tujuanmu membuat website untuk membantu kamu dalam menentukan unsur website yang dibutuhkan.
- Gunakan tools yang bisa digunakan untuk menganalisis performa websitemu.
- Desain Website Tidak Responsif
Kesalahan yang paling sering dilakukan saat mendesain website adalah hanya berfokus pada tampilan untuk satu perangkat saja.
Padahal, saat ini orang-orang tidak hanya menggunakan PC untuk mengakses website, melainkan juga melalui perangkat mobile dan tablet mereka. Malahan, sekarang perangkat mobile lebih sering digunakan untuk mengakses website dengan 52% pengunjung suatu website berasal dari perangkat mobile.
Nah, data dari GoodFirm mengungkapkan sebanyak 73,1% pengunjung akan langsung meninggalkan website yang nggak mempunyai desain yang tidak responsif.
Belum lagi Google juga mengutamakan desain website mobile-friendly dalam ranking website di halaman hasil pencarian di Google.
Untuk mengatasinya, kamu bisa melakukan hal-hal berikut ini:
- Gunakan template website yang responsif.
- Optimasi gambar, buat gambar yang dimuat di websitemu bisa mengikuti tipe perangkat.
- Buat desain tombol yang bisa diklik meskipun diakses di layar kecil.
- Cek websitemu menggunakan tools cek website responsif.
- Navigasi Website Terlalu Rumit
Di dalam website, navigasi sudah menjadi salah satu komponen terpenting yang berfungsi layaknya penunjuk jalan.
Nah, kalau navigasi website yang diberikan berantakan, maka website tersebut akan menghasilkan bounce rate yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data sebanyak 61,5% pengunjung memilih untuk meninggalkan website yang mempunyai navigasi yang terlalu rumit.
Perlu diketahui navigasi website yang dianggap rumit mencakup penyajian pemilihan menu yang terlalu banyak, penataan navigasi berantakan, teks yang terlalu panjang, tombol navigasi yang sulit ditekan, dan lain sebagainya.
Kamu bisa membuat navigasi website dengan mengikuti tips-tips berikut:
- Tampilkan kolom navigasi website di tempat yang mudah dilihat, seperti di bagian header (bagian atas), footer (bagian bawah), sidebar (sisi samping), atau ketiganya sekaligus.
- Buat navigasi website responsif terhadap berbagai perangkat (desktop, mobile, dan tablet).
- Jangan masukkan terlalu banyak item menu, cukup masukkan menu-menu yang prioritas saja (misalnya profil, kontak, dan layanan).
- Gunakan ikon navigasi yang deskriptif.
- Layout Website Berantakan
Bayangkan kamu menemukan website yang layoutnya justru bikin sakit mata, pasti kamu akan langsung meninggalkan website tersebut. Hal tersebut wajar kok, karena ternyata pengunjung cukup membutuhkan 0.05 detik untuk pergi atau menetap di website tersebut.
Tanpa menerapkan layout website yang bikin mata enak melihatnya, websitemu justru akan menghasilkan bounce rate yang tinggi. Selain itu, pengunjung juga akan sulit mengakses websitemu.
Oleh karena itu, dalam menyusun layout websitemu, perhatikan hal-hal berikut ini:
- Buat navigasi website yang sederhana dan user-friendly.
- Atur posisi setiap unsur website agar terlihat rapi.
- Gunakan struktur dasar website untuk memudahkan pengunjung.
- Pelajari teori-teori desain website, termasuk hierarki visual.
- Loading Website Lambat
Jika website membutuhkan waktu lebih dari 3 detik untuk memuat semua konten di dalamnya, pengunjung akan langsung pergi meninggalkan website tersebut.
Nah, lagi-lagi ini berhubungan dengan bounce rate website. Jika suatu website punya bounce rate yang tinggi, tentu akan susah mencapai halaman pertama mesin pencarian.
Oleh karena itu, setidaknya waktu loading yang dibutuhkan adalah 2 detik, hal tersebut dibuktikan dari data dari dotcom-tools yang mengungkapkan sebanyak 47% pengunjung ingin website yang dikunjunginya loading dalam 2 detik.
Buat Website : Wix: Website Builder Pemula untuk Membuat Website
Untuk mempercepat waktu loading website, kamu bisa mengatur konten-konten gambar yang dimuat di websitemu agar ukurannya ringan, maka menggunakan gambar berformat .webp bisa dipertimbangkan.
Selain itu, gunakan tema website yang ringan dan sederhana supaya website tidak kelamaan me-loading konten-konten di dalamnya.
- Terlalu Banyak Pop-up
Terkadang, kita akan menemukan website yang tiba-tiba menampilkan banyak pop-up saat kita baru mengakses website tersebut.
Meskipun penggunaan pop-up diperbolehkan, tetapi gunakan dalam porsi sewajarnya dan tidak terlalu banyak. Alasannya adalah pengunjung tidak mau ribet-ribet untuk mengeluarkan pop-up yang begitu banyaknya itu sehingga mereka lebih memilih untuk langsung pergi dari website tersebut.
Selain itu, Google mengungkapkan desain website tersebut bisa mempengaruhi posisi website di halaman mesin pencarian Google.
Kalau kamu ngotot ingin menggunakan pop-up di dalam website, atur pop-up tersebut agar muncul 30 detik setelah pengunjung membuka website atau setelah pengunjung mengakses setengah dari halaman website.
- Salah Memilih Warna dan Tipografi
Sebenarnya boleh kok menggunakan warna-warna favoritmu untuk desain websitemu, tapi pastikan pilihan warna-warna tersebut nggak bikin pengunjung sakit mata.
Kalau sebelumnya kamu sudah menentukan niche untuk websitemu, seharusnya kamu sudah tahu warna-warna yang digunakan dalam websitemu. Hal ini biasa dikenal sebagai Psikologi Warna.
Berikut adalah daftar-daftar warna yang bisa digunakan dalam desain website berdasarkan kesan dan niche website:
Warna | Kesan | Industri |
Biru | Membangun kepercayaan dan ketulusan | Perusahaan tech sampai finansial |
Kuning | Membangkitkan semangat dan rasa optimisme | Industri pendidikan, organisasi |
Hijau | Rasa tenang | Industri kesehatan dan makanan |
Oranye | Persahabatan dan kreativitas | Restoran, perusahaan kartu kredit |
Merah muda | Feminim dan manis | Bisnis fashion atau industri khusus wanita dan anak-anak |
Merah | Membangkitkan energi dan menggambarkan situasi darurat | Restoran |
Ungu | Mewah dan kebijaksanaan | Bisnis parfum, agen konsultan |
Putih | Minimalis, bersih, tulus | Situs berita, e-commerce |
Abu-abu | Tenang, minimalis, modern | Perusahaan tech, fashion |
Hitam | Kekuatan, elegan, kemewahan | Website IT, transportasi, bisnis fashion |
Selain itu, pemilihan font dalam website juga krusial dalam desain website. Kalau asal memilih font, pengunjung akan bingung dengan tulisan dalam websitemu.
Untuk menentukan font yang tepat, kamu bisa menggunakan demografi target pasar websitemu. Selain itu, kamu juga harus memperhatikan unsur-unsur tipografi, seperti panjang teks, ukuran font, alignment, dan keterbacaan teks menggunakan font.
- CTA Berantakan
Call-To-Action atau CTA biasanya dibutuhkan untuk mengajak pengunjung untuk melakukan sesuatu, seperti mendaftar untuk program yang diadakan atau untuk membeli sebuah produk yang dijual di dalam website.
Kalau kamu sembarangan menaruh posisi CTA atau membuat konsep CTA yang kurang sesuai, dijamin CTA tersebut tidak akan dilirik pengunjung. Makanya biasanya CTA ditempatkan di posisi yang strategis.
Selain itu, karena CTA biasanya bisa diklik juga, buatlah desain CTA yang menggunakan efek hover states sehingga bisa membuat pengunjung ngeh kalau CTA bisa diklik.
Selain desain, penulisan CTA juga harus menggunakan kreativitas, tetapi masukkan unsur FOMO (Fear of Missing Out) dan tunjukkan manfaat dari CTA tersebut.
- Menggunakan Infinite Scroll
Percaya atau tidak, menggunakan fitur infinite scroll justru bisa menghalangi websitemu untuk mendapatkan ranking pertama di SERP, loh!
Ya, alasannya adalah search engine yang notabene sebuah bot tidak bisa melakukan scrolling halaman website saat melakukan crawling untuk pengindeksan website. Padahal, kalau digunakan untuk pengunjung biasa, infinite scroll bisa membantu pengunjung untuk melihat seluruh konten website.
Tetapi, karena bot seperti search engine tidak bisa melakukan scrolling, alhasil ada keyword yang tidak terdeteksi oleh bot search engine tersebut.
- Abai dengan SEO Website
Kesalahan yang paling krusial ini bisa berakibat fatal dalam popularitas website. Terlalu terlena dalam keestetikaan desain website tapi mengabaikan SEO membuat website tidak akan bisa mendapatkan tempat di halaman pertama search engine, alhasil website akan sulit ditemukan.
Supaya websitemu bisa kelihatan cantik tapi bisa mendapatkan posisi teratas di halaman search engine, kamu bisa menerapkan tips-tips berikut:
- Gunakan satu H1 (Heading 1) saja sebagai judul utama di setiap halaman website.
- Buat sitemap website untuk memudahkan search engine dalam mengindeks website.
- Lakukan page slicing pada website untuk mempermudah dan memaksimalkan proses optimasi website.
- Buat websitemu mobile-friendly, kamu bisa melakukannya dengan menggunakan tema yang mobile-friendly.
- Pastikan kecepatan website tidak lebih dari 3 detik, kecepatan website mencapai 1,65 detik akan lebih baik lagi.
Penutup
Demikian kesalahan-kesalahan yang perlu kamu perhatikan saat mendesain website agar websitemu nggak cuma indah, tapi juga punya SEO yang optimal.
Nah, kamu bisa mencoba Konekios yang punya tema-tema gress tiap minggunya yang pastinya responsif dan nggak bikin sakit mata.
Selain tema website, Konekios memberikan sertifikat keamanan TLS/SSL yang pastinya berguna banget dalam SEO website. Konekios juga menyediakan hosting dan storage khusus buat website kamu.
Kerennya lagi, website yang kamu buat menggunakan Konekios bisa menggunakan custom domain buatanmu sendiri, loh! Tanpa perlu membeli dulu dari luar.